Jumat, 05 Maret 2010
(Elle Eleanor) Thriller Tipikal : Sebuah kegagalan pembaruan plot
Penulis: Zeventina OB, Ferry Herlambang Zanzad (Pseudonim : Zev Zanzad)
Terbit : Juni 2009
Penerbit: Kakilangit Kencana
ISBN: 9786028556xxx
Ukuran: 12,5 x 20
Cover: SC
Halaman: 455 /
Berat Buku: 450 gram
Berapa persen dari anda yang pernah berlibur? Utamanya ke villa? Berhati-hatilah karena tampaknya villa bisa menjadi mimpi buruk anda. Bahkan dalam pembicaraan yang ekstrem, villa bisa menjadi tempat anda menjemput maut. Semoga tidak ada pengusaha atau investor villa yang membaca tulisan saya hehehehe… ^^
Sudah banyak sekali sineas-sineas asing dan dalam negeri ataupun penulis-penulis cerita thriller yang membidik lokasi asing nan misterius yang dikunjungi sebagai setting dalam cerita thriller mereka. Setting seperti rumah kosong, villa angker yang jauh dari keramaian ataupun tempat-tempat rekreasi asing, sudah terlalu sering diceritakan. Kemudian tokoh-tokoh tersebut terjebak dalam urban-legend yang diyakini keberadaannya pada lokasi tersebut. Sebut saja beberapa judul film berikut yang memanfaatkan setting lokasi-lokasi tempat-tempat misterius Kuntilanak, Donkey Punch, I Know What You Did Last Summer, Quarantine, Farm House, The Strangers, Suster Ngesot, Suster N, Lawangsewu, House of Wax, Captivity, Turistas go home, KM 14, The Other, The Ghost of Mae Nak dan masih banyak lagi daftarnya.
Rata-rata alur cerita tersebut berjalan dengan tema cerita demikian, sekelompok pemuda sukses, nan cantik dan rupawan, kaya sedang melakukan perjalanan liburan, memilih sebuah villa. Tempat yang wajar bagi mereka sehubungan dengan kekayaan yang mereka miliki. Mereka berniat bersenang-senang melepas penat. Namun apa yang ditemukan disana, ternyata sebuah misteri peristiwa traumatik masa lalu, kegilaan-kegilaan yang tak terungkap dan dendam-dendam terselubung yang menaungi para penghuni dan pengelola villa tersebut.
Namun, jika anda sudah terlanjur menginap di rumah besar itu, jangan khawatir, ada cara ampuh agar anda bisa selamat melewati teror demi teror.
Pertama, jadilah yang paling berani dan pimpinlah kelompok anda dalam menghadapi situasi-situasi sulit. Jangan bertindak tanggung-tanggung atau setengah-setengah, karena anda pasti tidak akan selamat.
Kedua, jika anda tidak bisa menjadi orang pertama dalam kelompok anda, jadilah orang kedua yang selalu bisa diandalkan oleh orang pertama. anda pasti akan selamat.
Ketiga, jadilah orang yang paling tidak penting, anda bisa memilih menjadi orang yang paling penakut, atau menjadi orang yang paling lucu. atau menjadi orang yang paling malas. Pokoknya jadilah orang yang paling tidak melakukan apa-apa, jangan sok berani, jangan sok bijak, cukup diam dan selalu mengiyakan perkataan orang pertama dalam kelompok anda, atau kalau ada apa-apa selalu lah bersama dengan orang yang paling berani, anda pasti akan selamat.
Kalau anda menemui jalan atau rute baru jangan ambil resiko, kembali saja ke ruangan yang menurut anda paling anda ketahui, jangan bertindak bodoh untuk menelusur mencari jalan baru.
Tidak perlu anda berpusing-pusing mencari siapa dalang dibalik semua teror. Carilah orang asing yang paling jelek anda temui, atau orang yang paling misterius. Atau orang yang menurut anda tidak begitu penting namun keberadaannya selalu anda lihat di mana-mana.
Dan yang terakhir, anggap saja ini adalah saran yang paling konyol, kalau terjadi hal yang tidak sesuai dengan petunjuk diatas maka sudah saatnya anda menghubungi penulis. Mereka tahu kemana arah cerita anda. :D
Membaca Elle Eleanor adalah seperti membaca deretan plot tersebut, plot yang terlanjur banyak diulang-ulang oleh para penulis, tidak ada kebaruan. Dalam waktu singkat pun saya bisa menebak gambaran akhir cerita nya. Meski sejujurnya saya cukup terpikat dengan prolognya yang lumayan bisa membuka wacana kebaruan plot thriller ini. Detail psikologi yang pada konteksnya dan tergolong masuk akal juga sesuai dengan latar belakang karakter juga sudah mampu tergarap. Hanya tetap saja hal yang saya kagumi tersebut, hanya merupakan ornamen saja dari keseluruhan cerita tersebut. Dan akhirnya, kembali lagi kita terjebak pada plot yang itu-itu saja sebuah plot yang tipikal kita temui seperti di atas yang telah saya coba ungkapkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar