Rabu, 18 Agustus 2010

Catatan : Kau dan Aku

Sangat rumit menghadapi hidup, dan akan menjadi naif sekali bila saya bilang bahwa hidup adalah titian yang sederhana untuk dijalani. Saya masih berdiri, masih menulis, masih membaca, masih mencintai buku-buku saya, masih berkelebat di seputaran itu. Apa yang terjadi kemudian bila seseorang yang seharusnya paham akan kecintaan saya sejak kecil, menerali saya dengan keinginannya. Saya mungkin tak akan pernah menjadi dewasa di matanya. Tak akan, dan saya paham. Tapi apakah terus begitu?

Bukankah buah yang terlanjur masak ranum tak bisa lagi dikembalikan menjadi embrio terus menerus.



Saya paham saya bukan anak panah, dan kau juga bukan tali busur seperti kahlil gibran bilang. Tapi apakah harus aku selalu bersisian denganmu seperti anak panah dan busur?



Aku bukan kau, dan tak pernah menjadi kau. Dan aku tak pernah menafikkan kau yang menjadikan aku menjadi "aku".

Jadi hentikan segala usahamu untuk menjadikan aku menjadi kau.



Saya lelah.
----------------
Kemerdekaan ialah tanah air dan laut
semua suara janganlah takut kepadanya


Kemerdekaan ialah tanah air
penyair dan pengembara jangan takut padanya.

Kemerdekaan ialah cinta salih yang mesra.
Bawalah daku kepadanya

(Tentang Kemerdekaan - Toto Sudarto Bachtiar - alm.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar