Rabu, 04 Agustus 2010

Sang Penanda Catatan Tanah Merah



Gb : saat membacakan puisi "Bara yang Tak Pernah Padam" karya Mawie Ananta Jonie, pada acara Geladak Sastra 6 : Diskusi 3 Buku LEKRA

kalau kau ajariku angkat senjata, aku hanya bisa ambil pena dari kotak kaleng bundar di sudut mejaku. bahkan untuk membelikannya tinta aku harus memasung lidahku pada tiang pancang gantungan. lidahku membiru, bahkan kalau kau mau, berangsur-angsur cairan otakku pun terhisap keluar, membusuk di tanganmu.

tak ada yang tersisa, bahkan hanya sekedar secarik kertas untuk mengganjal salah satu sisi yang timpang di mejaku, jangankan buku, jangankan catatan baru, jangankan penanda peristiwa dulu, jangankan pidato kemenanganku, sungguh benar-benar tak ada yang tersisa

selain topi baret dan lars berbau tiran menginjak pita mesin tik tua ku dan jari tinggal satu mengeja huruf demi huruf nafasku

aku berdiri karena masa lalu yang membentukku, namun aku merdeka untuk menjadi apa saja, pun bukan menjadi ketakutan masa lalu mu...

04082010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar